Jakarta
(ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memantau pelaksanaan Pileg dan
Pilpres 2019 guna memastikan pesta demokrasi lima tahunan itu berjalan kondusif
dan tidak terjadi pelanggaran HAM.
"Komnas HAM mulai minggu depan akan
melakukan pemantau Pileg dan Pilres. Semua Komisioner akan memantau di tujuh
lokasi berbeda," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di Jakarta,
Selasa.
Pemantauan itu dilakukan pada 16, 17 dan 18
April di Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jakarta, Bekasi,
Bandung dan Sumatera Utara.
"Pemilihan ketujuh daerah ini berdasarkan
indeks kerawanan pemilu yang dikeluarkan Bawaslu dan Kepolisian Republik
Indonesia," ujarnya.
Ada tiga poin yang dipantau Komnas HAM, yaitu
pertama memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam hak memilih.
Kedua, memantau apakah ada diskriminasi ras dan etnis dalam kampanye maupun
berbagai tahapan pemilu.
Ketiga, adalah memastikan KPU bekerja independen
dan tidak ada intervensi dari pihak manapun terkait hasil pemilu.
"Kalau memang ada pelanggaran pidana kami
sarankan ke Gakkumdu. Kalau memang ada kaitan diskriminasi, kami kemudian minta
Bawaslu untuk menindaklanjuti ini," jelasnya.
Pemilihan Presiden 2019 diikuti oleh dua pasang
calon. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo
dan Ma'ruf Amin serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02,
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Sementara itu, Pemilihan Legislatif 2019 diikuti
oleh 16 partai politik nasional ditambah empat partai politik lokal di Aceh.
(Sugiharto Purnama)
Pewarta: M
Arief Iskandar dan Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019
https://pemilu.antaranews.com/berita/823179/pemilu-2019-komnas-ham-pantau-tujuh-daerah-rawan-konflik