Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik
menyayangkan konflik Palestina dan Timur Tengah tak disinggung dalam debat
calon presiden keempat, Sabtu (30/3). Menurutnya persoalan Palestina dan Timur
Tengah sangat penting karena ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) berada di
sana.
Menurut Taufan, itu penting. Dia
menegaskan bahwa negara demokrasi harus selalu berlandaskan HAM dalam
menjalankan pemerintahan. Dengan begitu, negara demokrasi pun mesti peka
terhadap pelanggaran HAM di luar negeri, seperti persoalan konflik Palestina.
"Bagaimana sikap kita? Apa yang akan dilakukan? Peran apa yang mau kita mainkan melalui Dewan Keamanan PBB dalam konteks pelanggaran HAM internasional," kata Taufan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (1/4).
Taufan mengatakan ada satu juta
lebih WNI di Arab Saudi, sekitar 100 ribu lebih di Qatar, dan lebih besar lagi
di Malaysia serta Hong Kong. Namun, kata Taufan, kedua capres tidak menjelaskan
apa yang akan dilakukan untuk melindungi mereka.
"Itu tidak dijabarkan secara
rinci apa yang mau dilakukan. Padahal begitu banyak WNI yang berada dan bekerja
di luar negeri," ucap Taufan.
Meski menyayangkan isu tersebut
tak disinggung, Taufan menilai ada pertanyaan bagus yang muncul saat debat
capres keempat berlangsung Sabtu lalu (30/3). Pertanyaan yang dimaksud yakni
perihal pelanggaran HAM di Rakhine State, Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo
meminta pendapat Prabowo Subianto mengenai pelanggaran HAM di Rakhine State,
Myanmar. Jokowi melakukan itu saat sesi debat capres keempat di Hotel
Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/1).
"Dalam debat itu, sebenarnya
sudah mulai dipancing ketika ada pertanyaan Rohingya. Ini pertanyaan besar bagi
seluruh bangsa bangsa terutama di ASEAN juga di OKI ya," kata Taufan.
Taufan seolah memuji ketika ada
peserta debat yang melontarkan pertanyaan demikian. Terutama karena berkenaan
dengan HAM.
Meski begitu, Taufan tidak memuji
Jokowi secara gamblang selaku pelontar pertanyaan dalam debat capres. Dia hanya
mengatakan bahwa pertanyaan soal etnis Rohingya , Myanmar adalah sesuatu yang
penting.
Taufan kemudian menyayangkan ketika kedua capres tidak menjelaskan rinci visi dan misi masing - masing bagaimana menjalin hubungan internasional. Misalnya, terkait sikap yang akan dilakukan jika ada pelanggaran - pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai belahan dunia.
(bmw)