Jakarta, Beritasatu.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM) menilai debat cawapres dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
sosial dan budaya masih sangat Jakarta sentris, belum membahas persoalan di
kawasan luar Jawa.
"Saya mau katakan debat
semalam itu terlalu Batavia sentris. Orang Jakarta betul cara berpikirnya.
Tidak melihat republik ini banyak wilayah, pulau-pulau kecil, tersebar di
pedalaman-pedalaman, bagaimana ke depan itu dalam lima tahun berikutnya?"
ujar Komisioner Komnas HAM Amiruddin al Rahab di Kantor Komnas HAM, Jakarta,
Senin (18/3/2019).
Dalam debat dengan tema yang
menyangkut HAM, yakni pemenuhan kebutuhan dasar itu, prinsip pemenuhan hak
ekonomi, sosial dan budaya dinilai harus menjangkau dan terjangkau.
Pelayanan bidang-bidang itu, kata
Amiruddin, harus menjangkau sebanyak mungkin rakyat di berbagai daerah dan
dapat terjangkau.
"Nah itu yang saya lihat,
prinsip ini tidak terelaborasi karena berpikirnya terlalu mengandaikan ini
terjadi di Jakarta saja," ucap dia.
Menurut dia, kedua cawapres belum
mendalami persoalan-persoalan yang menonjol dalam konteks pendidikan, seperti
tenaga kerja di indonesia didominasi lulusan SMP. Upaya menghubungkan lulusan
SMP ke dalam lapangan pekerjaan masih belum disampaikan kedua cawapres.
Sementara dalam konteks
pendidikan dan kebudayaan, debat itu disebutnya tidak memaparkan rencana
pembangunan kebudayaan dalam lima tahun ke depan.
"Kebudayaan mau bagaimana
kita ke depan di Indonesia ini? Kalau mau dikatakan kebudayaan itu hanya
sekadar untuk objek wisata itu bukan pengembangan kebudayaan," ujar
Amiruddin.
Untuk itu, Komnas HAM mendorong
dalam lima tahun ke depan capres-cawapres memiliki peta jalan dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya, agar Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) juga dapat merancang pembangunan dengan perspektif
Indonesia.
Sumber: ANTARA
https://www.beritasatu.com/politik/543642/komnas-ham-debat-masih-jakarta-sentris