Rekam Media

Jaksa Agung akan Bicara dengan Komnas HAM Soal Kasus HAM Berat

Jaksa Agung akan Bicara dengan Komnas HAM Soal Kasus HAM Berat

Jakarta - Jaksa Agung M Prasetyo akan membahas mengenai penyelesaian kasus HAM berat masa lalu dengan Komnas HAM. Ini dilakukan Prasetyo agar tidak terjadi perbedaan pandangan mengenai penyelesaiannya.

"Kita akan bicara dengan Komnas HAM bagaimana baiknya, ini kan sudah berlangsung sejak lama dan sudah bertahun lalu," kata Prasetyo di Komplek DPR, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Ia mengatakan pemerintah memiliki komitmen yang sama dalam penyelesaian HAM berat. Namun menurut Prasetyo pendekatan penyelesaian kasus HAM berat masa lalu paling realistis menggunakan jalur nonyudisial.

"Karena kalau tidak, ini akan berkelanjutan jadi warisan barang warisan karena kasus pelanggaran HAM berat ini tidak mengenal kedaluwarsa," ujar Prasetyo.

"Sudah gonta-ganti Komnas HAM, Jaksa Agung. Gonta-ganti Presiden ya. Ya seperti itu. Makanya kita cari bagaimana penyelesaian paling realistis yang mungkin kita lakukan," imbuhnya.

Bila pada akhirnya nanti Komnas HAM menolak, Prasetyo mengaku tidak masalah karena hal ini sudah dibahas di Kemenko Polhukam. Menurutnya, semua pihak tidak ingin tersandera persoalan ini.

Sebelumnya, Komnas HAM menilai Jaksa Agung M Prasetyo tak menjalankan perintah Presiden Jokowi dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat. Penilaian itu didasari Jaksa Agung, yang kembali mengembalikan 9 berkas kasus pelanggaran HAM berat.

Komisioner Komnas HAM bidang Pengkajian dan Penelitian Mohammad Choirul Anam mengatakan pihaknya telah menerima pengembalian 9 berkas dari Jaksa Agung tanpa adanya catatan ataupun petunjuk baru pada 27 November 2018. Dia mengatakan pengembalian berkas itu sudah terjadi berulang kali.

"Pengembalian berkas oleh Jaksa Agung merupakan peristiwa yang berulang untuk kesekian kalinya. Itu secara substansi belum terdapat kebaruan petunjuk yang disampaikan oleh Jaksa Agung," ujar Choirul Anam saat jumpa pers di gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

(yld/dhn)

Yulida Medistiara - detikNews