Kabar
Latuharhary – Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan elemen penting dalam
dalam siklus kegiatan suatu lembaga. Melalui monev, lembaga mengidentifikasi
tantangan, kendala dan pembelajaran suatu kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti serta sebagai bagian akuntabilitas publik
Sehubungan
dengan hal itu, Biro Dukungan Pemajuan HAM Komnas HAM melakukan kegiatan
Monitoring dan Evaluasi Bidang Penyuluhan Semester I tahun 2022, yang diselenggarakan
secara offline di Hotel Oria, Jakarta pada Kamis (11 Agustus 2022).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan, kendala dan
pembelajaran kegiatan dukungan penyuluhan di semester I serta mengidentifikasi
metode Monev yang relevan dengan tujuan kegiatan, dan merumuskan rekomendasi
pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif, efisien dan berdampak.
Monitoring dan
evaluasi menjadi elemen penting dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan Kesadaran
HAM untuk Masyarakat dan Aparatur Negara. Karena monev digunakan untuk
mengamati perkembangan dan capaian atas kegiatan Penguatan Kesadaran HAM yang dilakukan
oleh Bidang Penyuluhan. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, setiap
program dapat mengidentifikasi permasalahan, pembelajaran, sehingga kegiatan
Penguatan Kesadaran HAM ke depan akan lebih baik.
Komisioner
Pendidikan dan Penyuluhan; Beka Ulung Hapsara menyampaikan bahwa monitoring dan
evaluasi harus menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan. Pada kegiatan ini,
Beka berharap para peserta dapat berdikusi terkait tugas-tugas dan kegiatan
yang sudah dilakukan sampai dengan satu semester, serta efek yang didapatkan.
Selain itu, Beka turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan Kampanye Tanggap
Rasa yang dapat menyasar kaum milenial dengan tema-tema yang diangkat.
“Tanggap rasa
merupakan salah satu nilai plus yang yang perlu dipertahankan, karena berisikan
bahasan dan tema-tema baru yang menyasar kaum milenial” ujar Beka.
Plt. Sekretaris
Jenderal Komnas HAM, Aris Wahyudi menuturkan, bahwa dalam mengukur dan menilai
terkait monev pada dasarnya dapat ke standarnya, yakni Rencana Strategi
(Renstra) Komnas HAM. Aris berharap para peserta dapat memikirkan strategi baru
yang dapat menjangkau masyarakat dan aparatur negara yang lebih luas, supaya
semakin banyak kontribusi untuk Pemajuan HAM. Selain itu, menurut Aris Monev
inii dapat digunakan sebagai tembusan ke DPR dan Presiden untuk jangka Panjang.
“Situasi HAM adalah mengumpulkan data dari
berbagai aktivitas Pemajuan dan Penegakan HAM, dan itu bisa jadi acuan untuk
monev juga,” ucap Aris Wahyudi.
Sementara Mimin Dwi Hartono, Plt Kabiro
Dukungan Pemajuan HAM menyampaikan agar capaian pendidikan dan penyuluhan HAM
harus ditingkatkan. Diantaranya, dengan mengidentifikasi output dan outcome,
serta dampaknya, sehingga ukuran capaiannya menjadi lebih terukur.
"Terutama adalah mencapai sasaran strategis dalam Renstra Komnas HAM,
harus bersinergi dengan biro dan lembaga lain," ujar Mimin.
Pemaparan narasumber
Kegiatan
monitoring dan evaluasi menghadirkan narasumber Ikhana Indah selaku Pendidik
HAM dan Bambang Hery Mulyono, Kepala Badan Litbang Hukum dan
Peradilan Mahkamah Agung RI. Pada sesi diskusi pertama, Ikhana mempresentasikan
terkait praktek terbaik dan pembelajaran dalam melakukan monitoring dan
evaluasi pendidikan HAM di Indonesia, serta masukan untuk monev Bidang Dukungan
Penyuluhan. Menurut Ikhana, evaluasi pendidikan HAM merupakan aktivitas yang
dilakukan terus menerus dan sistematis, evaluasi ini dapat memberikan informasi
tentang dampak dari pelatihan yang telah dilakukan.
“Evaluasi pasca pelatihan dapat
dilakukan dalam jangka pendek 3 bulan, jangka menengah dalam 6 bulan sampai
dengan 1 tahun, dan jangka Panjang dalam 3 tahun,” kata Ikhana.
Pada sesi diskusi
kedua, Bambang Hery berbagi pengalaman, praktik terbaik dan pembelajaran dalam
monitoring dan evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Badan Litbang Diklat Hukum dan
Peradilan Mahkamah Agung. Menurut Bambang, pelatihan sama hal nya seperti
penyuluhan, dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatannya.
“Analisa kebutuhan
pelatihan, dapat kita jadikan bahan untuk membuat kurikulum ataupun evaluasi. Kahoot
juga dapat dijadikan bahan penilaian. Hal ini masuk bagian dalam evaluasi,
banyak cara yang dapat digunakan. Mulai dari terang-terangan evaluasi ataupun melalui
games.” Ucap Bambang
Lebih lanjut,
Bambang menuturkan bahwa ketika melakukan evaluasi, penilaian kelulusan peserta
terdiri dari beberapa komponen. Mulai dari post test, quiz, rubrik dan
lain-lain. “Untuk evaluasi dengan metode Kirkpatrick, untuk mencapai
level 4 dapat diberikan form kepada rekan kerja dari peserta yang
dilatih, ataupun atasannya langsung. Terkadang, saya juga menerapkan action
plan kepada peserta agar dapat menyampaikan juga ke teman-teman yang lain,”
ungkap Bambang.
Kegiatan monitoring dihadiri oleh Koordinator Bidang Dukungan Penyuluhan Hari Reswanto, perwakilan
Bidang Perencanaan, perwakilan Bidang Pengkajian dan Penelitian, dan seluruh
staf Bidang Dukungan Penyuluhan.
Penulis: Annisa
Radhia
Editor : Banu
Abdillah
Short link