Jakarta-Berbagi pengalaman seputar hak asasi manusia di kalangan muda menjadi cara Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik untuk mengampanyekan ragam kegiatan lembaga.
“Tantangan dalam upaya advokasi adalah perhatian Pemerintah untuk itu kita harus berikan Pemerintah ide-ide konkret apa yang harus Pemerintah lakukan,” ungkap Taufan dalam forum Conversatory: Youth Voice for Change yang diselenggarakan Down to Zero Alliance, Sabtu (23/4/2022).
Forum yang dihadiri anak muda berusia 15-25 tahun dari India dan Indonesia ini terafiliasi dengan Youth Leaders Asia. Di hadapan Anggota Komite Hak Anak PBB, Mikiko Otani serta aktivis muda dari komunitas Sangkasent, KOMPAK, ECPAT, gagas, dan RAEKSA, Taufan merinci pengalamannya di bidang hak asasi manusia selama 30 tahun terakhir.
Sedari bangku kuliah, Taufan mengampanyekan berbagai isu mulai konflik agraria dan dampaknya, kekerasan terhadap masyarakat hingga isu mengenai hak anak. Ia mendirikan organisasi sosial masyarakat yang spesifik mengadvokasi hak anak dan persoalannya di antaranya pekerja anak, eksploitasi dan kekerasan seksual terhadap anak.
Pada forum sesi inspirasi kepada calon aktivis muda Asia ini, ia mendorong orang muda untuk tidak berhenti mengembangkan kapasitas diri. Lantaran urusan hak asasi manusia tidak hanya berfokus pada perspektif hukum dan HAM, namun juga harus mempelajari ilmu dan kemampuan lain yang diperlukan dalam menangani kasus-kasus agar lebih komprehensif dan menjadi upaya advokasi.
Ia juga menceritakan strateginya dalam mengadvokasi kasus buruh jermal anak pada 1993 yang diangkat dalam Sidang Umum Internasional Labour Organization (ILO). Pengalaman tersebut membuka wawasan tentnag langkah advokasi bersama mitra kerja lainnya, seperti organisasi masyarakat, media massa, akademisi dan lain-lain sehingga memiliki daya dorong.
Sedangkan sebagai seorang aktivis, Ia berpesan untuk menunjukkan integritas diri, imparsial dan independen dari berbagai kepentingan. “Saya tunjukkan pada saat itu bahwa saya bisa dipercaya dan tidak ada kepentingan apapun yang melingkupi saya ketika berhadapan dengan pihak yang ingin diajak berunding, hal ini penting.” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa untuk memperkuat diri sebagai aktivis, kaum muda juga harus mulai berjejaring dan memperluas pergaulan sebagai modalitas dalam melakukan langkah-langkah strategis dan mulai membangunnya dari sekarang salah satunya melalui forum-forum seperti ini.
Ketua Komite Hak Anak Mikiko Otani ikut menilai fenomena kaum muda yang cenderung sibuk dalam studi dan keluarga. Ia berharap akses informasi yang sudah terbuka luas dengan terhubung dalam kemajuan teknologi dan ini dapat dimanfaatkan kaum muda untuk menjadi peluang untuk memulai langkah menjadi aktivis. Kuncinya, kerja sama lintas generasi sangat penting dan dapat menjadi kesempatan belajar satu sama lain. (AAP/IW)
Short link