Kabar Latuharhary – Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) telah lebih dari 50 tahun memberikan bantuan hukum struktural yang berorientasi tidak hanya di level litigasi, tetapi juga berorientasi pada pengentasan ketimpangan struktural. Komnas HAM melalui Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Mochammad Choirul Anam mengapresiasi kinerja YLBHI beserta kantor cabang dan pos Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang tersebar dari Banda Aceh hingga Papua.
“YLBHI membuat terobosan-terobosan yang sangat besar di bidang bantuan hukum, banyak alternatif yang telah disumbangkan YLBHI contohnya gerakan reklaming,” ucap Komisioner yang biasa disapa Anam pada diskusi publik dan pemutaran film berjudul “LBH – Meniti Jalan Terjal Demokrasi” melalui zoom webinar, Jumat (03/09/2021).
Film dokumenter ini menceritakan sejarah perjuangan YLBHI dalam menegakkan demokrasi, hak asasi manusia (HAM) dan keadilan sejak orde baru hingga saat ini. Anam mengakui kontribusi besar yang telah diberikan YLBHI. Menurutnya YLBHI menjadi muara atas gerakan sosial dan advokasi yang ada di Indonesia, sehingga diharapkan YLBHI dapat memastikan keadilan dan memberikan gerakan-gerakan alternatif sesuai dengan perkembangan.
“Pola problem memiliki akar yang sama, YLBHI harus mampu menembus batas dengan gerakan-gerakan alternatif yang merespon situasional, ini menjadi tantangan terbesarnya,” ucap Anam lebih lanjut.
Andhy Panca Kurniawan produser film “LBH – Meniti Jalan Terjal Demokrasi” sekaligus mantan pemimpin redaksi kantor berita YLBHI yang bernama voice of human rights menyetujui pendapat Anam. Menurutnya sebuah LBH harus adaptif dengan perkembangan zaman agar akselerasi di YLBHI lebih baik.
Pada kesempatan ini Panca – panggilan akrab Andhy Panca Kurniawan – menyarankan YLBHI untuk membuat konsep paramedia. “Hari ini suka enggak suka kita didorong oleh pandemi Covid-19 untuk bermedia sosial, teknologi sudah mendukung sehingga YLBHI dapat membuat paramedia yang bisa menjadi tambahan jurus baru YLBHI,” kata Panca.
Pengajar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robert yang pernah menjadi ketua bidang penelitian dan pengembangan serta wakil ketua badan pengurus YLBHI turut hadir dalam diskusi ini. Robert menyatakan jika YLBHI dapat bertahan hingga saat ini dikarenakan YLBHI berhasil membangun regenerasi dengan melibatkan anak-anak muda di berbagai daerah. “Bantuan hukum struktural yang ditambah dengan voluntarisme yang sangat kuat memberikan energi baru, sehingga selalu ada satu harapan yang terbangun di tengah persoalan-persoalan yang bermunculan,” ungkapnya.
Menanggapi saran dan masukan yang telah dilontarkan selama diskusi, Ketua YLBHI Asfinawati mengamini jika YLBHI tidak bisa berjalan sendirian namun memerlukan peran masyarakat sipil dan jaringan untuk berjalan bersama mengawal demokrasi. “Diskusi ini mencerahkan dan memberi semangat bagi YLBHI. LBH atau YLBHI bukan hanya kami, tetapi semua orang yang terus mengawal demokrasi, tugas kita saling menghubungkan dan mempertemukan supaya jadi gerakan sosial untuk membela para korban ketidakadilan,” pungkas Asfinawati.
Penulis: Andri Ratih
Editor: Hari Reswanto
Short link