Kabar Latuharhary –“Bagi kami, kalau ada yang mengganggu kepentingan kedaruratan kesehatan maka harus ada penegakan hukum”, ungkap Komisioner Subkomisi Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM RI, M. Choirul Anam, saat menjadi pembicara Diskusi Publik Online: Antara Kesehatan Publik dan Pembatasan Kebebasan: Peluncuran Laporan Pemantauan COVID – 19 Berbasis HAM yang diselenggarakan oleh Human Rights Watch Group (HRWG) Indonesia melalui platform Zoom, pada Kamis, (30/04/2020). Hal tersebut diungkapkan Anam dalam menyikapi fenomena sosial yang menimbulkan ketegangan-ketegangan di masyarakat di masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Terkait isu penjarahan di beberapa tempat, pembakaran, di awal-awal kalau kita melihat fenomena sosial, memang ada video yang menyebar dan menimbulkan ketegangan-ketegangan di tengah masyarakat. Ada juga dalam konteks keagamaan yang ingin menantang corona dan sebagainya. Terkait benar atau tidaknya isu tersebut, faktanya sudah ada beberapa orang yang menjadi korban dan sudah diperiksa oleh polisi. Oleh karenanya hal ini memang tanggung jawab kepolisian untuk membongkar siapa yang melakukannya, pendekatannya memang harus pendekatan hukum, jangan yang lain”, lanjut Anam.
Selain soal penegakan hukum, Anam juga mengkritik pemerintah atas pernyataannya dalam menanggapi fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
“Kalau ada informasi yang sifatnya intelijen yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh publik, ya jangan dikeluarkan di publik. Jangan juga metode kerja yang karakternya intelijen diumumkan bahwa kita menggunakan informasi intelijen, hal tersebut akan terkesan berat di masyarakat, ini berbahaya sekali dan nuansanya menyeramkan”, ujar Anam.
Pada masa akan datang yang terbaik menurut Anam adalah keterbukaan informasi soal siapa yang menimbulkan keresahan di publik. Anam menyampaikan di satu sisi kita sedang berusaha membangun solidaritas sosial di masyarakat, namun di sisi lain masyarakat dijadikan sesuatu yang menakutkan.
“Kita harus menghargai semua usaha elemen negara ini, memang ada yang maksimal dan ada yang belum maksimal, serta saling bahu-membahu untuk melawan orang-orang yang berkeinginan membuat konflik sosial agar semakin tidak mempunyai ruang untuk melakukan hal tersebut”, lanjut Anam.
Selain itu, menurut Anam, pada dasarnya kita semua juga harus bertanggung jawab dan memiliki kewajiban untuk lebih saling bahu-membahu dalam menghadapai pandemi ini ke depannya. “Oleh karenanya tidak ada jalan lain, ayo kita bangun solidaritas masyarakat. Bukan hanya solidaritas memikirkan yang lain, tetapi juga artinya dia bertanggung jawab pada kesehatannya sendiri. Terlebih, janganlah kita memanfaatkan situasi yang ada saat ini untuk menimbulkan kepanikan, ketegangan dan konflik sosial. Yang terpenting kita harus memperkuat fungsi-fungsi di masyarakat serta tetaplah kita berfokus pada darurat kesehatan”, pungkas Anam. (Niken/Ibn)
Short link