Latuharhary - Komnas HAM
meluncurkan Laporan Tahunan Komnas HAM 2018 di gedung Komnas HAM, Menteng,
Jakarta, Rabu (7/8/2019). Sejumlah catatan penting mengenai penegakan,
pemenuhan dan penghormatan HAM bangsa ini terekam dengan lengkap.
Laporan Tahunan
Komnas HAM tidak hanya menyoroti mengenai kerja-kerja yang telah dilaksanakan
Komnas HAM, namun juga dinamika dari social, politik, ekonomi dan budaya bangsa
Indonesia yang berkelindan dengan hak asasi manusia.
"Buku
Laporan Tahunan yang kami suguhkan tidak saja berisi catatan apa saja yang
sudah kami kerjakan tetapi dinamika sosio-politik, sosio-ekonomi dan
sosio-budaya bangsa kita," ucap Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan
Damanik.
Kekuasaan
politik maupun ekonomi, lanjutnya, menimbulkan ketidakadilan, eksploitasi serta
kekerasan. "Komnas HAM berupaya memberikan keadilan dalam bentuk menerima
pengaduan terkait adanya praktek kekuasaan yang tidak adil," imbuh Taufan.
Konten buku
laporan tahun 2018 Komnas HAM mengangkat isu-isu strategis, seperti pelanggaran
HAM yang berat, konflik agraria serta ancaman intoleransi-ekstremisme. Selain
untuk publikasi kerja internal, buku tersebut sejatinya adalah bentuk
akuntabilitas Komnas HAM kepada publik.
Turut hadir
dalam kegiatan tersebut para tokoh HAM di Indonesia seperti pemrakarsa Komnas
HAM dan Menteri Luar Negeri periode 2001-2009 Hassan Wirajuda, mantan Pelapor
Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HAM Makarim Wibisono, dan sejumlah
perwakilan dari lembaga negara, beberapa mantan komisioner Komnas HAM seperti
Saparinah Sadli dan MM Billah, serta ibu Korban Tragedi Semanggi, bu Sumarsih
(ibunda Wawan). (AM/IW/Rps/ibn)
Short link