Latuharhary – Festival HAM telah menjadi gelaran tahunan Komnas
HAM sejak Tahun 2015 untuk menyebarluaskan nilai-nilai HAM di kalangan pemangku
kebijakan dan kewenangan di daerah baik pada level kabupaten, kota maupun
provinsi. Gelaran Festival HAM tahun ini akan dipusatkan di Jember Jawa Timur pada
tanggal 19 s.d. 21 November 2019 dengan mengusung tema “Pembangunan Daerah Berbasis HAM dan Berkeadilan
Sosial dengan Pendekatan Budaya”. Ketika
berbicara mengenai kota di timur pulau Jawa ini, tak terlepas dari sosok dr. Hj. Faida, MMR. Tak hanya
berpenampilan menarik, perempuan berkerudung ini rupanya mempunyai kepedulian
yang tinggi terhadap isu-isu hak asasi manusia.
Merintis karir sebagai Bupati perempuan pertama di
Jember tentunya tidaklah mudah, banyak rintangan dan hambatan yang muncul
seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat
Faida untuk memajukan wilayah yang dipimpinnya. Bertolak belakang dengan dunia
politik yang terkesan kejam, sebelum menjadi Bupati Jember, perempuan kelahiran
Malang, Jawa Timur ini justru mengawali karirnya di bidang medis pada salah
satu rumah sakit di Banyuwangi sebagai staf bidang pelayanan medis.
Tahun 2009 menjadi tahun yang berat untuk keluarga
Faida, karena di tahun tersebut sang ayah, dr. Musytahar Umar Thalib meninggal
dunia, hanya berselang sebulan, kakak pertamanya dr. Asyhar, menyusul ke
haribaan Ilahi. Bahkan sebelumnya, adik laki-lakinya Mumtaz, meninggal dunia
menjelang prosesi wisuda sebagai dokter muda.
Sepeninggal Ayah, kakak, dan adiknya, Faida harus
memikul tugas dan tanggung jawab yang cukup besar karena dirinya harus menjabat
sebagai direktur di dua rumah sakit sekaligus, direktur lembaga pendidikan
perawat, dan juga mengelola tiga lembaga pendidikan di Jember dan Banyuwangi.
Setelah belasan tahun berkecimpung dalam bidang
kesehatan, tepat pada tahun 2016 silam sosok dr. Hj. Faida, MMR memutuskan
untuk terjun ke dunia politik dengan mendaftarkan diri sebagai Bupati Jember
untuk periode tahun 2016 s.d. 2021.
Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Almarhum
dr. Musytahar Umar Thalib dan Widad Thalib ini dikenal akan kepeduliannya
terhadap rakyat kecil khususnya pada bidang kesehatan. Alhasil hal ini telah mengantarkan
dirinya untuk memenangkan sejumlah penghargaan, salah satunya ialah Tokoh
Nasional Berdedikasi untuk Kesehatan. Tak hanya bidang kesehatan, Faida juga
tergolong peduli terhadap isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Pada tahun 2018 lalu, beliau telah membangun
kesepakatan dengan masyarakat setempat untuk menolak operasional tambang emas di
Blok Silo. Tidak hanya itu, ia pun berjanji memenuhi tuntutan warga untuk
segera menerbitkan peraturan daerah bebas tambang bagi Kabupaten Jember.
Tak sedikit upaya yang telah ditempuh dan dilalui
oleh Faida guna membela hak-hak masyarakat Jember akan tanah yang mereka tinggali.
Faida menempuh jalur non litigasi. Perjuangan Bupati Jember beserta masyarakat
pun berbuah manis dengan dicabutnya izin tambang emas di Kabupaten Jember.
Faida juga menuai banyak pujian karena sikap toleran
yang ia anut. Beliau sempat mengadakan buka puasa bersama di sebuah Gereja
Katolik Santo Yusuf, di Jember pada tahun 2018 lalu. Melalui kegiatan tersebut,
ia memiliki harapan yang besar agar tali persaudaraan dengan sesama umat
beragama di Jember dapat terjalin kendati berada dalam suasana perbedaan.
Peran aktif Faida dalam upaya mendorong pemenuhan
hak asasi manusia di Kabupaten Jember pun terdengar gaungnya sampai
mancanegara. Beliau menjadi satu-satunya Bupati dari Indonesia yang diundang
pada forum PBB untuk membericakan perihal isu “Sustainable
Development Goals” (SGD’s) yang diselenggarakan pada Bulan Juni 2019 lalu.
Sebagai tuan rumah perhelatan Festival HAM 2019,
Faida berharap agar masyarakat Jember khususnya para pelajar mendapatkan
kesempatan luas untuk belajar mengenai HAM. “Saya merasa terpanggil untuk ambil
bagian pada festival ini, agar lebih banyak lagi orang yang terlibat dalam implementasi
HAM. Saya berharap anak-anak dan remaja sekolah di Jember mendapatkan
kesempatan yang lebih luas untuk belajar HAM,” ungkapnya di sela-sela penandatangan
nota kesepahaman pelaksanaan Festival HAM 2019, di Hotel Oria Jakarta, pada
Senin (27/08/2019) lalu. (Radhia/ENS)
Short link