Latuharhary - Demokrasi dan hak asasi
manusia (HAM) merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Komisioner
Komnas HAM Amiruddin memandang selama 20 tahun reformasi berlangsung antara
demokrasi dan HAM berjalan belum seimbang. “Demokrasi mestinya
mampu menyelesaikan persoalan-persoalan,”ujarnya dalam diskusi media
bertema "Masa Depan Demokrasi dan HAM di Indonesia" di kantor Komnas
HAM, Jumat (9/8/2019).
Narasumber
lainnya dalam diskusi adalah Peneliti CSIS Arya Fernandes dan Sekretaris PP
Muhammadiyah yag juga peneliti senior
Maarif Institute for Culture and Humanity David Krisna Alka menilik alasan
mengapa proses demokrasi Indonesia belum dapat menjadikan HAM berkembang lebih
baik. Hal ini tampak dari banyak peristiwa dugaan pelanggaran HAM masa lalu yang
belum terselesaikan hingga saat ini.
Amiruddin
berharap pelaksanaan demokrasi jangan sampai mengalami stagnansi dan mewaspadai
kemunculan gejala-gejala, seperti sikap toleran terhadap kekerasan, sikap
pembatasan kebebasan sipil, dan gagasan yang ingin kembali membatasi ruang
kebebasan media, yang dapat mencederai pelaksanaan demokrasi yang bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia
di Indonesia. Ia juga mengingatkan agar jangan sampai demokrasi dan HAM di
Indonesia melangkahi konstitusi Indonesia.
David
Krisna Alka memiliki pemikiran dari sisi regenerasi demokrasi dan sistem
politik. Generasi politik saat ini harus berani bergerak mengubah sistem
kaderisasi politik yang sudah berkarat.
“Ketika
regenerasi politik tidak terjadi dan perlu peran civil society untuk mengiringi dan mengawal,” tegasnya.
Sedangkan
Arya Fernandez mengkritisi kinerja demokrasi di Indonesia berdasarkan data yang
ia kutip dari Freedom House, lembaga pemantau HAM yang menunjukkan
kemerosotan indeks kebebasan demokrasi.
"Secara
umun enam tahun terakhir kita tidak berhasil menggeser indeks kinerja
demokrasi dari status partly free
menjadi free, padahal pada tahun 2006 sampai 2013 kita sempat berhasil
menyandang status free namun pada
2014-2019 kita kembali ke status partly
free. Hal ini merupakan tantangan bagi Presiden Jokowi untuk meningkatkan
kembali status demokrasi Indonesia menjadi
free,” ujarnya.
Menyoal
pelaksanaan demokrasi di masa mendatang, ketiga pembicara menekankan perlunya
kerja keras untuk mempertahankan demokrasi. “Demokrasi dan HAM tak
ubahnya seperti dua sisi keping mata uang, jangan dibiarkan terbengkalai dan
harus dijaga langkah ke depannya,” ujar Amiruddin. (AAP/IW)
Short link