Komnas HAM menghadiri Technical Working
Group (TWG) Pertama South Easet Asia National Human Rights Institution Forum
(SEANF) yang diselenggarakan di Dili pada 24-25 April 2019. Untuk periode 2019,
Timor Leste menjadi penyelenggara pertemuan SEANF setelah Phillipines
melaksanakan tugasnya sebagai tuan rumah pada tahun sebelumnya (2018). Pada
kesempatan ini, Komnas HAM diwakili oleh Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan
Internal dan Kerjasama, Esrom Hamonangan dan Kepala Bagian Kerjasama,
Persidangan dan Tata Usaha Pimpinan, Sasanti Amisani.
TWG 1 yang dilaksanakan kali ini
membahas tentang hal-hal yang telah, sedang atau akan dilaksanakan oleh negara
anggota SEANF dalam rangka kerjasama pemajuan dan penegakan hak asasi manusia
di institusinya maupun di tingkat regional ASEAN. Keenam anggota SEANF berbagi
informasi berupa kemajuan dan aktifitas yang dilakukan setelah dilakukan
pertemuan tahunan SEANF terakhir pada akhir 2018.Sebagai gambaran, Timor Leste
(PDHJ)berbagi informasi antara lain tentang perolehan akreditasi A yang
diperoleh lembaganya pada November 2018 dan pergantian pimpinan PDHJ (ketua dan
dua wakil ketua pada Februari 2019) setelah habis masa jabatan kepemimpinan
sebelumnya serta pemberian perhatian terhadaap isu kelompok rentan. Sementara
itu, Indonesia (Komnas HAM) menyampaikan beberapa perkembangan terkait
kerjasama dengan Danish Institute of Human Rights, PDHJ, dan pemantauan
pemilihan umum 2019, serta penandatanganan kerjasama terkait statelesness
antara Komnas HAM dengan Malaysia (SUHAKAM). SUHAKAM melaporkan antara lain tentang
kegiatan berupa peluncuran temuan inkuiri publik tentang penghilangan secara
paksa terhadap aktifis religius yang terjadi di kepolisian tertentu
Kepolisian Kerjaan Malaysia. Myanmar (NHRCT) menyampaikan tentang
pelaksanaan Capacity Assessment yang dalam hal ini mendapat dukungan dari APF
pada November 2018. Sementara itu Phillipines (CHRP) menyampaikan bahwa
lembaganya sedang dalam proses persiapan untuk membuat concept note untuk
melibatkan institusi nasional hak asasi manusia (NHRI) dalam issue perubahan
iklim, dan pada akhinya Thailand (NHRCT) menyampaikan antara lain tentang
kerjasama antara NHRCT dengan kementrian pendidikan untuk membuat manual
pengajaran hak asasi manusia bagi para guru.
Selain itu pertemuan ini juga membahas
tentang kemajuan dan kerjasama yang telah dilakukan oleh NHRI anggota SEANF
terkait isu yang terdapat di dalam Action Plan 2017-2021. Beberapa isu yang
terdapat di dalam Action Plan SEANF seperti migrasi, perdagangan orang,
pengungsi, bisnis dan hak asasi manusia, lingkungan dan hak asasi manusia
termasuk perubahan iklim, pencegahan ekstrimisme, perlindungan terhadap
kelompok rentan, dan SDGs telah ditindaklanjuti oleh beberapa negara anggota
SEANF di dalam aktifitasnya.
Terkait pelaksanaan 70 tahun Deklarasi
Umum Hak Asasi Manusia, masing-masing anggota SEANF memberikan gambaran
tentang kegiatan yang telah dilakukan oleh lembaganya. Beberapa kegiatan yang
telah dilakukan antara lain adalah pelaksanaan human rights festival (Komnas
HAM), dan inagurasi di Diokno Park (CHRP).
Dalam 1st TWG ini, pembentukan
sekretariat permanen SEANF yang telah menjadi topik pembahasan yang cukup lama,
akan dibahas kembali di dalam forum Annual Meeting SEANF 2019.
Dalam 1st TWG, kemungkinan kerjasama
peningkatan kapasitas staf dalam bentuk workshop, pertukaran staff, projek
penelitian serta peningkatan komunikasi melalui sosial media mendapat perhatian
dari NHRCT. Usulan menarik NHRCT ini disepakati oleh negara anggota SEANF
lainnya dan akan dibahas kembali di 2nd TWG setelah NHRCT membuat draft kerangka
acuan. Topik lain yang dibahas adalah usulan kerjasama dalam side event dalam
inkuiri perubahan iklim (diusulkan oleh CHRP/Philippines) dan hal ini juga akan
dibahas kembali di dalam 2 TWG.
Beberapa isu menarik yang juga dibahas dan disampaikan
adalah perkembangan tentang isu Global Compact Migration (GCM) yang menjadi
perhatian CHRP di Philippina dan himbauan tentang pentingnya untuk terus
mendorong pemerintah masing-masing negara anggota untuk memonitor pelaksanaan
GCM. Terkait Global Compact Migration ini, CHRP akan memasukkan beberapa poin
di dalam catatannya tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai tanggapan
atas isu MEA yang dikemukakan oleh Komnas HAM di dalam forum tersebut. (sasanti)
Short link