Musibah gempa yang disertai tsunami pada Jumat, 28 September 2018, di Palu dan Donggala, telah mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka. Ribuan rumah dan fasilitas umum juga porak poranda oleh musibah yang datang pada Jumat petang itu, ketika dikabarkan ratusan orang sedang menikmati debur ombak di pantai....
Kita berduka oleh banyaknya korban jiwa dan dampak-dampak lainnya yang sangat besar. Padahal, jauh sebelumnya, pemerintah telah mendeteksi bahwa wilayah Palu dan sekitarnya rawan oleh gempa dan tsunami. Akan tetapi, Tuhan Yang Maha Kuasa lah yang menentukan....
Sampai saat ini, masih ada tiga staf Komnas HAM dari Jakarta - yaitu Imelda Saragih, Teny, dan Kawiji - yang masih berjuang untuk bisa segera diterbangkan keluar dari Palu. Semoga langkah-langkah yang telah diambil segera memberikan hasil,yaitu kepulangan mereka kembali ke kehangatan keluarganya.
Pun dengan staf Komnas HAM Kantor Perwakilan Sulteng yang juga terkena dampak yang tidak sedikit. Bahkan, ibu salah satu staf dikabarkan meninggal karena menjadi korban tsunami. Inalillahi wainaillaihi rojiun......
Sementara staf lain dikabarkan selamat dan sehat, masih ada tiga staf kami dari Kantor Perwakilan Komnas HAM di Palu yang belum terdengar informasinya. Kami memohon doanya semoga mereka akan segera memberikan kabar dan dalam kondisi sehat dan selamat.
Kami mengapresiasi dedikasi dan keuletan staf Komnas HAM yang saat ini masih berjuang di Palu. Segala daya, upaya, dan doa tiada henti kami panjatkan semoga sahabat kami selalu sehat, selamat, dan dalam perlindungan-Nya.
Peristiwa ini kembali menjadi warning betapa pentingnya prosedur mitigasi dan keamanan bagi staf Komnas HAM yang sedang bertugas. Semoga segera ada langkah untuk merumuskan dan mengimplementasikannya.
Pada akhirnya, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa kami berserah, semoga musibah ini menjadi pengingat kita, betapa tiada artinya manusia di hadapan kuasa alam dan Tuhan Yang Maha Perkasa.....(MDH)
Short link