Konferensi HAM Internasional ketiga dengan tema Menarasikan HAM: Isu Migrasi, Diskriminasi, dan Perlindungan HAM di Asia Tenggara, yang berlangsung di Universitas Jember, terlaksana dengan meriah. Pada hari kedua dan ketiga, 18-19 September 2018, puluhan panelis mempresentasikan makalahnya dengan tema yang beragam dan menarik, dari perspektif masing-masing negara.
Tema-tema itu diantaranya adalah keamanan nasional dan HAM, desekutirisasi migrasi, hak-hak perempuan, hak penyandang disabilitas dan keadilan transisional.
Pada sesi bertema keamanan nasional dan HAM, tampil sebagai pembicara Mimin Dwi Hartono (Komnas HAM), Ayuzia Sabitha (Universitas Jenderal Soedirman) dan Mina Chiang (Universitas Sussex Inggris). Kemudian dalam diskusi dengan tema kerentanan kelompok minoritas, tampil sebagai pembicara Wusnu Adihartono (EHESS Perancis) dan Carly Gordin (Universitas Nasional Australia). Pada tema keadilan transisional hadir sebagai pembicara Galuh Wandita dan Atikah Nuraini (Ajar Institute). Sementara pada isu Kota HAM tampil sebagai pembicara Sri Rahayu (Komnas HAM) serta Tyas Yulianti dan Nurohman Aji (Komnas HAM) pada tema penyandang disabilitas masyarakat adat.
Dalam setiap diskusi, peserta dengan antusias bertanya dan berinteraksi dengan para pembicara. Peserta dari Universitas Philipina misalnya bertanya tentang komparasi antara situasi HAM di Indonesia pada era Orde Baru dan Philipina saat ini di bawah rejim Duterte.
Pada sesi sore, 19 September 2018, hadir memberikan ceramah penutupan Dr. James Gomes (Asia Center Bangkok). Ia menyampaikan tentang Universal Periodic Review dan peran penting dari lembaga HAM nasional dalam berpartisipasi di dalam mekanisme yang diampu oleh Dewan HAM PBB ini.
Konferensi yang diikuti oleh sekitar 100 orang ini dihadiri oleh pembicara dan peserta dari Algeria, Meksiko, Philipina, Malaysia Thailand, Australia, Inggris, dan negara lainnya.
Lembaga penyelenggara kegiatan ini yakni Komnas HAM, Universitas Jember, Ajar Institute, Migrant Care dan Komnas Perempuan. (MDH)
Short link