Komnas HAM dan Forum Institusi HAM Asia Pasifik (APF) mengadakan Dialog Tingkat Tinggi untuk membahas dan mendiskusikan isu dan program strategis kedua lembaga. Dialog diadakan di Jakarta, pada Senin-Selasa, 26-27 Maret 2018. Dialog tersebut dipakai sebagai bahan perumusan kebijakan dan program Komnas HAM periode 2017-2022.
Hadir dalam dialog selama dua hari itu pimpinan dan seluruh komisioner Komnas HAM, serta sesjen Komnas HAM Dr. Tasdiyanto. Dari APF, hadir Chris Sidoti (mantan komisioner Komisi HAM Australia), Tan Sri Hasmi Adam (mantan Ketua Komisi HAM Malaysia atau Suhakam) dan Rosslyn Noonan (komisioner Komisi HAM New Zealand).
Dalam dialog di hari perama, dibahas diantaranya tentang posisi unik komisi HAM dalam sistem dan mekanisme HAM nasional dan internasional dan Prinsip-Prinsip Paris tentang institusi HAM internasional. Pimpinan Komnas HAM juga berkesempatan memaparkan program dan isu strategis Komnas HAM, yaitu pencegahan intoleransi dan ekstrimisme dengan kekerasan, reforma agraria berbasis HAM, penyelesaian pelanggaran berat HAM di masa lalu, dan tata kelola kelembagaan.
Pada hari kedua, dibahas dan didiskusikan tentang bagaimana merancang program yang bisa memberikan dampak bagi masyarakat, diantaranya melalui inkuiri nasional, pelibatan media, masyarakat, dan sistem yudisial. Juga dibahas tentang strategi supaya rekomendasi Komnas HAM bisa dilaksanakan, melalui kerjasama dengan pemerintah dan parlemen.
Selain itu, relasi antara Komnas HAM dengan APF, Aliansi Institusi HAM Internasional (GANHRI), dan Forum Komisi HAM Asia Tenggara (SEANNF), juga menjadi bahan untuk didiskusikan. (Santi)
Hadir dalam dialog selama dua hari itu pimpinan dan seluruh komisioner Komnas HAM, serta sesjen Komnas HAM Dr. Tasdiyanto. Dari APF, hadir Chris Sidoti (mantan komisioner Komisi HAM Australia), Tan Sri Hasmi Adam (mantan Ketua Komisi HAM Malaysia atau Suhakam) dan Rosslyn Noonan (komisioner Komisi HAM New Zealand).
Dalam dialog di hari perama, dibahas diantaranya tentang posisi unik komisi HAM dalam sistem dan mekanisme HAM nasional dan internasional dan Prinsip-Prinsip Paris tentang institusi HAM internasional. Pimpinan Komnas HAM juga berkesempatan memaparkan program dan isu strategis Komnas HAM, yaitu pencegahan intoleransi dan ekstrimisme dengan kekerasan, reforma agraria berbasis HAM, penyelesaian pelanggaran berat HAM di masa lalu, dan tata kelola kelembagaan.
Pada hari kedua, dibahas dan didiskusikan tentang bagaimana merancang program yang bisa memberikan dampak bagi masyarakat, diantaranya melalui inkuiri nasional, pelibatan media, masyarakat, dan sistem yudisial. Juga dibahas tentang strategi supaya rekomendasi Komnas HAM bisa dilaksanakan, melalui kerjasama dengan pemerintah dan parlemen.
Selain itu, relasi antara Komnas HAM dengan APF, Aliansi Institusi HAM Internasional (GANHRI), dan Forum Komisi HAM Asia Tenggara (SEANNF), juga menjadi bahan untuk didiskusikan. (Santi)
Short link