Dalam pameran, Komnas HAM mengusung konsep mind map dan ekspose aktivitas Komnas HAM sepanjang tahun 2016.
Meskipun hanya didukung oleh 3 (tiga) orang dengan peralatan pameran yang terbatas, kondisi tersebut tidak mengurangi semangat dan kreativitas tim untuk mempublikasikan Komnas HAM melalui media pameran dengan mengedepankan interaksi dengan para pengunjung pameran, sehingga konsep mind map menjadi pilihan dalam pameran kali ini.
Pengunjung pameran ini sangat beragam dari aparatur Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa, pelajar, pemerintah daerah yang lain dan masyarakat umum.
Selama kegiatan berlangsung, antusias pengunjung untuk mendapatkan informasi sangat besar hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang cukup beragam dari pengunjung. Kebutuhan informasi terkait tugas, fungsi dan mekanisme pengaduan serta kedudukan Komnas HAM menjadi topik yang sering disampaikan.
Masukan Pengunjung
Ada beberapa hal yang lebih kongkrit yang disampaikan oleh pengunjung untuk segera dilakukan oleh Komnas HAM, yaitu kampanye yang masif yang melibatkan seluruh unsur masyarakat terutama masyarakat Bojonegoro, yang sangat siap untuk berpartisipasi. Kemudian, memberikan pengetahuan dan pemahaman HAM pada masyarakat pedesaan juga kepada aparatur Pemerintah Daerah.
Bahkan ada beberapa insiatif yang dilontarkan dalam tawaran-tawaran kerjasama yang disampaikan oleh beberapa kepala desa, pejabat dilingkungan Kabupaten Bojonegoro, Inspektorat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dan beberapa dinas yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
Dari beberapa informasi yang disampaikan oleh pengunjung cukup memberikan inspirasi terkait kegiatan Kota HAM, salah satunya adalah memperkuat peran desa dalam pembangunan berbasis HAM baik di perencanaan, pelaksanaan maupun di evaluasi, monitoring dan pelaporan.
Beberapa guru yang berkunjung di booth Komnas HAM, disampaikan juga informasi tentang Gerakan Smart School yang mendukung program Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk mewujudkan GDSC (Gerakan Desa Sehat dan Cerdas) melalui sekolah. Program itu diharapkan mewujudkaa sekolah yang sehat dan cerdas akan tumbuh manusia dewasa yang sehat, cerdas, mandiri, berkarakter, berdaya tahan, berdaya saing, unggul dan bermartabat.
Kegiatan Festival HAM merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam penyebarluasan informasi tentang HAM, terutama terkait tugas fungsi dan kedudukan Komnas HAM, baik pengunjung maupun panitia, khususnya tim perpustakaan, berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan dan Komnas HAM dapat berpartisipasi lebih kreatif dan inovatif. (Happy H)
Short link