Dr. Shreyasi Jha dalam diskusi dengan peserta Workshop Pemanfaatan TI untuk Pemajuan dan Perlindungan HAM pada 22 September 2016 di Komnas HAM menyampaikan bahwa data base dibangun untuk melayani kebutuhan internal dan eksternal.
Ia adalah pakar di bidang hak-hak perempuan, gender equality, dan pembangunan berkelanjutan dari Stanford University, US.
Menurut Shreyasi, data base harus bisa dipakai untuk berbagai keperluan dengan mempertimbangkan aspek kerahasiaan dan keamanan. Pengguna yang bervariasi dan bermacam-macam karakternya juga harus diperhatikan dalam membangun data base.
Dari awal, kata Shreyasi, tujuan pembangunan data base dan bagaimana output bisa dicapai, harus disepakati dan ditentukan. Berdasarkan pengalaman dalam membangun data base tentang gender di Rwanda, faktor kepemimpinan menjadi sangat penting. Sistem dan data base yang dibangun harus dimanfaatkan dengan sumber daya manusia yang kompeten, jika tidak, akan sia-sia.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sistem data base yang dibangun harus mencakup jenis informasi yang akan dipublikasikan dan dirancang agar tidak kompleks atau menyulitkan pengguna. Pembangunan data base harus dilakukan bertahap karena membutuhkan waktu, sumber daya manusia, dan biaya yang yang tidak murah.
Ia mencontohkan data base yang dikelola oleh United Nations Women, dimana lembaga mitra program dapat mengirimkan laporan dan kemajuan program secara online di web tersebut. Dengan demikian, satu mitra dengan yang lain, akan saling terhubung.
Short link